Back

Kontrak Berjangka S&P 500 Capai Rekor Tertinggi Baru Di Tengah Jeda Perdagangan Pra-NFP

  • Kontrak berjangka S&P 500 mempertahankan kenaikan tipis mendekati level tertinggi sepanjang masa.
  • Kalender yang sepi di Asia membuat para pedagang menunggu data ketenagakerjaan AS.
  • Stimulus dan vaksin terus mendukung optimisme, dolar AS tetap kuat mendekati puncak dua bulan.

Kontrak berjangka S&P 500 goyah di sekitar 3.870, dalam intraday menguat sebesar 0,14%, selama awal Jumat ini. Dengan demikian, barometer risiko tersebut melampaui rekor tertinggi level 3.869,12 yang dicapai pada hari sebelumnya sekaligus mencatat puncak hari ini 3.871,75.

Selama sesi Asia, RBA mengakui untuk menerima kekhawatiran ekonomi sementara varian covid Inggris mencapai Australia dan Penjualan Ritel turun pada bulan Desember untuk raksasa Pasifik tersebut.

Risiko sebelumnya meningkat setelah pembuat kebijakan AS mempercepat paket bantuan covid sebesar $1,9 triliun dari Presiden Joe Biden sementara berita optimis terkait vaksin virus corona (COVID-19), seperti lebih banyaknya vaksin dan yang lebih kuat, juga mendukung sentimen. Ketika proposal Partai Demokrat untuk melanjutkan paket bantuan yang sangat ditunggu-tunggu itu diloloskan dari DPR untuk mencapai Senat, anggota parlemen Partai Republik, yang menolak tawaran itu, menunjukkan kesiapan untuk membahas masalah tersebut dengan Presiden Biden.

Perlu disebutkan bahwa fundamental yang relatif lebih baik dari AS juga memberikan harapan bagi pasar menjelang angka ketenagakerjaan utama hari ini untuk Januari.

Sebaliknya, kekhawatiran akan volatilitas dan demam ritel level 2.0 membatasi optimisme pasar. Dalam artikel terbarunya, lembaga pemeringkat global Fitch mengatakan, "Lembaga keuangan AS menghadapi "second-order effects" (dampak lajutan) dari volatilitas GameStop." Raksasa pemeringkat itu juga mengisyaratkan lebih banyak pergerakan untuk emas dan perak sambil mengatakan, "peningkatan perdagangan ritel komoditas dapat meningkatkan volatilitas harga, meningkatkan persyaratan margin dari clearinghouse derivatif."

Namun, kurangnya data/peristiwa utama dan umpan berita yang sepi membatasi pergerakan pasar sebelum data Amerika yang diamati secara luas, terutama Nonfarm Payrolls (NFP).

Baca: Pratinjau Nonfarm Payrolls: Dolar Membutuhkan Angka Yang Kuat Untuk Terus Reli

Analisis Harga Emas: XAU/USD Kemungkinan Akan Mengoreksi Menuju $1.830

Emas berada di bawah tekanan karena dolar AS menangkap tawaran beli dalam lingkungan risk-on menjelang acara Nonfarm Payrolls hari ini. Namun, ada ru
Leer más Previous

Berita Harga USD/IDR: Rupiah Turun 30-Pip Karena PDB Kuartal 4 Meleset Dari Perkiraan

Menurut rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia berkontraksi -0,42% krt/krtl pada Kuartal 4 2020 dibandingkan perkiraan 0,70% dan
Leer más Next