Back

USD/IDR Tidak Banyak Bergerak, Rupiah Masih di Kisaran 16.300 per Dolar AS

  • USD/IDR masih terus bergerak di dekat 16.300-an sejauh ini di perdagangan sesi Asia.
  • Kekhawatiran terhadap perang dagang kembali muncul setelah Trump mengatakan tarif untuk Kanada dan Meksiko "akan berlanjut".
  • Fokus akan tertuju pada Indeks Keyakinan Konsumen CB, Indeks Manufaktur Richmond dan pidato dari para pejabat The Fed.

Pasangan mata uang USD/IDR terus bertahan di dekat level 16.300 bertengger di kisaran 16.300-an di perdagangan sesi Asia pada hari Selasa. Rupiah Indonesia (IDR) ditutup di 16.295 pada perdagangan semalam, yang sekarang mata uang ini bergerak ke 16.310 terhadap Dolar AS. 

Pada hari Senin, Bank Indonesia (BI) merilis laporan yang menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia pada bulan Januari 2025 mencapai Rp9.232,8 triliun. Peningkatan ini sebesar 5,9% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,8%.

Pertumbuhan M2 pada Januari 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Januari 2025 meningkat sebesar 9,6% secara tahunan (yoy), yang relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 9,7% (yoy). Selain itu, aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan peningkatan sebesar 2,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 0,8% (yoy). Namun, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) mengalami kontraksi sebesar 14,3% (yoy), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 17,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, Minggu lalu, dolar AS (USD) mengalami tekanan akibat data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kurang memuaskan. Data tersebut mencakup Klaim Tunjangan Pengangguran dan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) S&P Global.

Data Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di sektor swasta AS mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. Indeks PMI Gabungan (Composite PMI) S&P Global AS pada bulan Februari mencapai 50,4, turun dari 52,7 pada bulan Januari. Sementara itu, PMI Manufaktur pada bulan Februari meningkat menjadi 51,6 dari 51,2 pada bulan Januari, melampaui ekspektasi sebesar 51,5. Namun, PMI Jasa pada bulan Februari turun ke 49,7 dari 52,9 pada bulan Januari, lebih rendah dari prakiraan sebesar 53,0.

Kekhawatiran terhadap perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden Donald Trump terhadap negara-negara mitra dagang utama Amerika Serikat (AS) terus mempengaruhi sentimen ekonomi. Trump menyatakan bahwa tarif untuk Kanada dan Meksiko akan terus berlaku setelah batas waktu penundaan selama sebulan berakhir.

Para pedagang saat ini sedang menantikan beberapa data makro ekonomi Amerika Serikat (AS), termasuk Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board dan Indeks Manufaktur Richmond. Data-data ini, bersama dengan pernyataan dari The Fed, berpotensi mempengaruhi nilai tukar dolar AS (USD). Namun, perhatian utama masih tertuju pada rilis Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS pada hari Jumat, yang dapat memberikan petunjuk tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed di masa depan.
 

EUR/CAD stabil di sekitar 1.4900, kenaikan tampak disebabkan oleh ancaman tarif Trump terhadap Kanada

EUR/CAD tetap stabil setelah mencatatkan kenaikan dalam empat sesi berturut-turut sebelumnya, diperdagangkan di kisaran 1,4920 selama jam perdagangan sesi Asia pada hari Selasa
Leer más Previous

Harga Emas Mereda dari Puncak Tertinggi Sepanjang Masa; Potensi Bullish Tampaknya Masih Utuh

Harga Emas (XAU/USD) bergerak lebih rendah selama sesi Asia pada hari Selasa dan mengikis sebagian dari keuntungan hari sebelumnya ke puncak baru sepanjang masa.
Leer más Next