Back

USD/IDR Menguat ke 15.654, Tunggu Risalah Rapat FOMC dan Suku Bunga BI

  • Rupiah tertekan, di sekitar 15.654 karena Dolar AS menguat yang didukung oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi.
  • Para pedagang menantikan rilis tingkat suku bunga BI dan risalah rapat FOMC besok.
  • USD/IDR berpeluang menguji SMA 200 di level 15.687 jika Dolar AS terus menekan Rupiah.

USD/IDR terlihat menguat di sekitar level 15.654 pagi ini, setelah dibuka pada level 15.629. Harga pasangan lintas mata uang tersebut sejauh ini bergerak di rentang harga 15.659-15.629. Rupiah tertekan sekitar 30 poin dari harga pembukaannya karena pasar global menantikan risalah rapat FOMC dengan cermat dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi sehingga mendukung Dolar AS (USD).

Setelah libur Hari Presiden kemarin di AS, Indeks Dolar (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, pagi ini sedikit menguat di sekitar level 104,36 setelah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut, dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun saat ini masing-masing sebesar 4,65% dan 4,30%.

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) menjadwalkan untuk merilis keputusan tingkat suku bunganya pada hari Rabu, tanggal 21 Februari sekitar pukul 07:00 GMT/14:00 WIB, di mana BI diprakirakan akan mempertahankan suku bunga di 6%. Pada bulan Januari lalu, menurut hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung pada tanggal 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga BI sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Dari hasil laporan yang dikutip pada laman situs BI, keputusan mempertahankan suku bunga BI pada level tersebut, tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi kurs Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking agar dapat memastikan inflasi Indonesia tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Para investor menunggu rilis Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) AS yang juga dijadwalkan pada hari Rabu, 19:00 GMT atau dalam waktu Indonesia berarti pada hari Kamis dini hari 02:00 WIB. Menurut CME FedWatch Tool, tercatat sekitar 30% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed AS pada pertemuan bulan Mei dan sekitar 53% pada bulan Juni. Sementara, para ekonom di ANZ Bank memprakirakan bahwa FOMC akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juli sebagai awal dari siklus penurunan suku bunga. 

USD/IDR Menguat dan Melayang di Atas SMA 50 dan 200 Periode

Pada grafik 4 jam, USD/IDR diperdagangkan menguat di sekitar level 15.654 yang berada di atas Simple Moving Average SMA 50 dan 200 periode. Relative Strength Index (RSI) 14 berada di wilayah jenuh beli di sekitar level 70 yang memungkinkan pasangan mata uang ini untuk melakukan koreksi hingga ke pertemuan dua SMA yang disebutkan di sekitar 15.615. Jika Dolar AS terus menguat harga bisa menguji SMA 100 yang berada di sekitar level 15.687.

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Mundur Mendekati $2.018 Setelah Menghentikan Kenaikan Beruntun

Harga emas bergerak sedikit lebih rendah pada hari Selasa setelah menghentikan kenaikan beruntun selama tiga hari, beringsut lebih rendah mendekati $2.018 per troy ons selama jam perdagangan Asia. Harga logam mulia ini menghadapi tantangan karena penguatan Dolar AS (USD), yang dapat dikaitkan dengan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi. Pergerakan naik pada imbal hasil obligasi ini telah menekan aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti Emas.
Leer más Previous

WTI Naik ke Kisaran $78,30 karena Kelompok Houthi Menyerang Kapal-kapal Pengangkut di Laut Merah

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) memulihkan penurunan yang terjadi pada hari Senin. Harga WTI diperdagangkan lebih tinggi di sekitar $78,30 per barel selama jam perdagangan Asia pada hari Selasa. Meningkatnya ancaman gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah mendukung harga minyak mentah.
Leer más Next