Back

Minyak Mentah WTI Kembali ke $71,00, Fokus pada Berita Timur Tengah, Inflasi Tiongkok

  • Minyak mentah WTI memantul dari level terendah mingguan meskipun momentum kenaikan akhir-akhir ini kurang.
  • Para penjual minyak mendapat semangat dari spekulan pasar mengenai kesepakatan nuklir AS-Iran sebelum mendapatkan penolakan dari Gedung Putih.
  • Arab Saudi mengancam akan menekan ekonomi AS karena pembicaraan mengenai sanksi minyak.
  • Menunggu IHK dan IHP TIongkok untuk mendapatkan petunjuk arah yang jelas, pelemahan Dolar AS juga dapat membantu para pembeli energi.

Minyak mentah WTI mendapatkan tawaran beli sehingga memangkas pelemahan harian terbesar dalam seminggu di sekitar $71,25 pada hari Jumat pagi. Dengan demikian, emas hitam ini  membalikkan penurunan harian terbesar pada hari sebelumnya karena terhibur oleh Dolar AS yang melemah, serta sejumlah tajuk utama terbaru seputar Arab Saudi, menjelang rilis data inflasi Tiongkok.

Meskipun demikian, Washington Post baru-baru ini menerbitkan berita yang mengutip ancaman dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk menggagalkan hubungan AS-Saudi jika Washington membalas kebijakan pemangkasan produksi. Hal tersebut juga bersama dengan Indeks Dolar AS (DXY) yang lesu di sekitar 103,30, setelah mengalami penurunan terbesar dalam dua bulan pada hari sebelumnya, yang mendukung para pembeli energi ini.

Sebelumnya, rumor bahwa AS dan Iran telah menandatangani kesepakatan nuklir dan hal ini juga akan memungkinkan AS untuk mengatasi sanksi minyak telah menenggelamkan harga WTI. Namun kemudian, Gedung Putih menolak klaim tersebut dan memicu pemulihan komoditas ini dari level terendah mingguan.

Di tempat lain, data AS yang suram membebani Dolar AS sementara optimisme di Tiongkok, salah satu pengguna komoditas terbesar di dunia, juga membuat tolok ukur energi tersebut tetap positif.

Pada hari Kamis, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS naik menjadi 261 Ribu pada minggu yang berakhir pada 02 Juni dibandingkan 235 Ribu yang diharapkan dan 233 Ribu sebelumnya (direvisi). Dengan ini, rata-rata empat minggu naik menjadi 237,25 Ribu dari 229,75 Ribu sebelumnya. Lebih lanjut, Klaim Tunjangan Pengangguran Lanjutan turun ke 1,757 juta pada pekan yang berakhir pada tanggal 26 Mei dari 1,794 juta sebelumnya (direvisi), dibandingkan dengan 1,8 juta prakiraan pasar. Di awal pekan, IMP Jasa ISM AS, IMP S&P Global dan Pesanan Pabrik juga mencetak hasil yang suram dan mendorong kembali kenaikan suku bunga The Fed sekaligus membebani Dolar AS.

Di sisi lain, beberapa bank pemerintah Tiongkok termasuk Industrial and Commercial Bank of China, Bank of China dan Construction Bank memangkas suku bunga acuan mereka. Hal itu juga  menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral Negeri Tirai Bambu itu, yaitu People's Bank of China (PBOC), juga akan memangkas suku bunga, yang pada gilirannya mendorong harapan akan lebih banyak kredit dan permintaan Minyak dari Tiongkok.

Lebih lanjut, kekhawatiran akan intervensi pasar Tiongkok juga mendukung kenaikan WTI karena Wakil Gubernur PBoC mengatakan, "Kami memiliki kepercayaan diri, kondisi, dan kapasitas untuk mempertahankan operasi yang stabil di pasar FX." Senada dengan hal tersebut, Li Yunze, Direktur Administrasi Nasional Regulasi Keuangan Tiongkok, juga membuat pernyataan optimis terkait ekonomi Tiongkok dengan mengatakan, "Ekonomi masih dalam proses pemulihan," seraya menambahkan bahwa permintaan akan terdongkrak.

Di tengah-tengah permainan ini, Kontrak Berjangka S&P500 berusaha keras untuk mendapatkan petunjuk arah yang jelas bahkan ketika indeks-indeks Wall Street ditutup dengan keuntungan.

Ke depannya, pengukur inflasi Tiongkok untuk bulan Mei, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (IHP), akan menjadi perhatian utama karena status Negeri Tirai Bambu sebagai salah satu konsumen minyak terbesar. Prakiraan menunjukkan bahwa IHK utama akan meningkat menjadi 0,3% YoY di bulan Mei dibandingkan 0,1% sebelumnya, sementara IHP dapat turun lebih jauh ke -4,3% YoY dari -3,6% sebelumnya. Mengingat prospek yang beragam, para pedagang WTI akan memantau setiap kejutan untuk bereaksi secara signifikan.

Analisis Teknis

Pemantulan berulang dari support 10-DMA di sekitar $71,00 membuat para pembeli minyak tetap optimis.

 

Indeks Harga Konsumen (Bln/Bln) Cina Mei Keluar Sebesar -0.2% Di Bawah Perkiraan -0.1%

Indeks Harga Konsumen (Bln/Bln) Cina Mei Keluar Sebesar -0.2% Di Bawah Perkiraan -0.1%
Leer más Previous

Indeks Harga Konsumen (IHK) Tiongkok: Aktual YoY 0,2% (Prakiraan 0,2%, Sebelumnya 0,1%, AUD Stabil)

Indeks Harga Konsumen Tiongkok yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok telah dirilis sebagai berikut: IHK YoY aktual 0.2% (prakiraan 0,2
Leer más Next